Ini hanya ide, sekedar ide. Tidak ajakan, anjuran bahkan paksaan. Terilhami dari kejadian di sebuah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, kaya kebudayaannya, namun dipimpin orang-orang yang sangat bejat, rakus, korup, yang dilindungi pengawal berseragam dan bertampang bengis.
Disetiap pemilu yang diadakan setiap 5 tahun sekali di negeri tersebut, selalu terpilih wakil-wakil rakyat yang selalu lupa akan janji-janji mereka saat kampanye 5 tahunan. Entah rakyatnya yang terlalu dungu dan bodoh ataukah wakil-wakil rakyat yang terlalu pintar berbohong. Semuanya benar-benar absurd di negeri itu.
Partai-partai yang menaungi wakil-wakil rakyat itupunlah yang menjadi tameng mereka di hadapan hukum ketika mereka di jerat kasus korupsi, penggelapan dan praktek-praktek kejahatan lainnya. Sehingga saat mereka terpilih menjadi wakil rakyat, pada kesempatan itulah mereka “merampok” uang pajak rakyat yang seharusnya dilindungi untuk kesejahteraan rakyatnya.
Hukum dijadikan alat penindas. Undang-undang dijadikan alat ‘legal’ untuk “merampok” kekayaan rakyat berupa SDA yang kaya raya. Menjual hutan dengan HPH untuk keuntungan kas partai mereka. Disatu sisi berkampanye “go Green” disisi lain tetap men sah kan HPH sebagai pembenaran perusakan hutan lindung dan konservasi untuk di sulap menjadi ladang-ladang sawit yang jelas-jelas hanya menguntungkan segelintir orang di negeri itu.
Kasak-kusuk untuk mengembalikan dana kampanye dan kekayaan pribadi maupun kas Partai dilakukan semakin terang-terangan dan tanpa malu-malu. Korupsi dimana-mana. Rakyatnya direlakan saling bunuh dan saling bacok hanya untuk memperjuangkan uang receh demi perut mereka. Sedangkan wakil-wakil partai yang mengatasnamakan rakyat itu hari demi hari tanpa malu mengambil milyaran bahkan triliyunan hak-hak mereka.
Dengarkan lagu saya: “Partai Anjing”
.